Author: Seperti janji saya tempo hari, saya akan membuatkan
semacam ff untuk Sonia, sahabat saya yang sangat takut suaminya direbut
(kekeke). Ini adalah bagian pertama surat cinta untuk Kim Jae Joong,
maaf karena tidak dapat menyampaikannya dalam bentuk narasi yang
kronologis dikarenakan keadaan otak dan situasi yang sedang tidak
memungkinkan terciptanya hal-hal diatas. Selamat membaca, semoga tidak
kebingungan. (Untuk lanjutan surat cintanya, ditunggu saja :))
terimakasih *peluk*
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Surat Cinta 1
14 Februari 2012.
Dear, Kim Jae Joong.
Dari seseorang yang selalu mendoakanmu di kejauhan, Sonia Amandani Sukatma.
Aku
baru sampai di Jakarta, satu jam yang lalu. Jam berapa sekarang di
Korea? Um, sepuluh malam? Kau pasti masih sibuk diluar sana, menjejaki
stage demi stage—apa kau mengingatku?
Ah—Kim Jae Joong.
Kau tau? Aku membangun harapanku untuk pertama kali disini, di Jakarta.
Entah kenapa, rasanya aneh setelah lima tahun meninggalkan kota ini,
meninggalkan apartemen pertama ku untuk bertolak ke Korea—mengejar
beasiswa impian, janji-janji kebanggaan. Aneh—karena aku merasa ada
sesuatu yang kurang. Ya, harusnya kau ada disini—bersamaku.
Semuanya
memang sudah selesai, namun pertemuan pertama kita dan semua kenangan
itu masih berbekas disini. Apa kau masih ingat ucapanmu sebelum aku
pergi? Kau berkata akan selalu mengingatku, menjaga perasaanmu—cinta
kita hingga kita dapat bertemu lagi dan memulainya dari awal, melepaskan
segala macam perbedaan-perbedaan itu. Dan aku percaya Kim Jae Joong, bahwa Tuhan itu satu dan perbedaan itu hanya masalah waktu. Aku menunggumu.
Kau
tau? Saat melihat matamu, aku merasa bahwa kita akan bersama dalam
kurun waktu yang sangat lama. Kita akan saling mencintai, mempercayai,
saling menjaga dan menumbuhkan perasaan ini dengan nyaman. Menikah,
membangun rumah kecil ditepian pantai yang jendelanya menghadap ke titik
matahari tenggelam, mempunyai keluarga kecil—anak-anak yang lucu yang
wajahnya akan mirip denganmu dan memanggilku dengan sebutan ibu.
Tidakkah itu menyenangnkan? Ah, namun sayangnya aku salah—aku selalu
salah menilai semuanya. Kau, pria yang paling aku cintai—tapi cinta
bukan sesuatu yang dengan mudah bisa diatur oleh kehendak manusia.
Kim
Jae Joong, malam sudah sangat tua dan itu tanda bahwa pagi akan segera
menagih janji-janji ku untuk dunia. Namun, aku masih belum normal untuk
menghadapi cahaya mentari—aku membutuhkanmu. Bisakah kau menekan
tuts-tuts piano kecil itu untukku? Agar aku bisa tertidur seperti biasa
di sofa hangatmu, lalu terbangun dengan wajahmu disisiku. Dan apakah
besok aku masih dapat menyentuh gorden putih itu? Gorden yang dengannya
aku biasa membangunkan mu—bersama cahaya matahari. Jujur aku
ketakutan—karena aku sudah terlalu terbiasa bersamamu.
Aku mulai mengantuk sekarang. Selamat malam, Kim Jae Joong.
Subang, 15 Februari 2012
intang kartika
Sabtu, 18 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar