"Jadi, kenapa kau memutuskan untuk menolakku jika pada kenyataannya kau mencintaiku?" Pria itu mencengkram lengan gadisnya erat, sementara gadis itu hanya diam memandang wajah jalanan yang mereka pijak. Hening melanda mereka sekejap.
"Karena aku selalu ketakutan jika melihat matamu," Gadis itu memandang mata teduh prianya, lalu kembali menunduk—kali ini lebih dalam. Pria itu jelas terkejut, namun tidak mampu berkata apapun—fikirannya terlalu kalut saat itu, antara percaya atau menolak kenyataan-kenyataan yang dia dengar. Mungkin dia hampir beranjak gila—namun dia tahan. "Melihat matamu menyadarkanku jika banyak sekali hal yang tidak ingin aku lepaskan dari sana. Setiap aku menatapmu—aku pasti akan berfiikir seribu kali untuk bisa pergi dari sisimu. Aku mencintaimu, namun bukankah perasaan cinta itu tidak selamanya harus diikuti kata memiliki?" Gadis cantik itu melepas genggaman erat yang sedari tadi mengganggunya untuk melanjutkan perjalanan. Dia berbalik, lalu meninggalkan pria malang itu sendirian. Sebersit perasaan bersalah menelusup, tapi memang tidak ada jalan terbaik selain meninggalkan wajah terkasih itu dengan penuh rasa terluka.
Sampai jumpa.
Subang, 18 Februari 2012
Intang Kartika
Jumat, 17 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar