Dia, Ravelin. Seorang gadis kecintaanku, gadis bermata coklat yang dulu menjadi teman sebangku kala sekolah, gadis manis dengan pita ungu dirambutnya yang aku kagumi semenjak tiga tahun lalu. Dia Ravelin, gadis lugu yang aku lepas hanya untuk seorang pria yang sangat di cintainya, tepat pada sebelas oktober tahun lalu
"Ada apa?" Aku menatap guratan putus asa dalam wajah lembut itu, dia bergeming. Aku tau, tidak mudah merelakan seseorang yang begitu kau cintai pergi, apalagi jika itu untuk selamanya. Suami kecintaan Ravelin baru saja meninggal, dan wanita itu sangat kacau. Dia melamun sepanjang hari, menemuiku hanya untuk duduk berdampingan tanpa pernah mau berkata apapun.
Harusnya kau tau, Ravelin. Bahkan sekalipun dia ada disurga, kebahagiaan mu masih akan tetap nyata. Itu, jika kau mau mempercayaiku.

0 komentar:
Posting Komentar