Selasa, 29 Januari 2013

Sebuah isyarat

Diposting oleh Intang Kartika di 00.33 0 komentar


Aku mungkin bukan sebuah isyarat yang dibawa Tuhan untuk berdampingan denganmu. Mungkin saja aku hanya selembar kertas kusam dengan tanda silang dipermukaannya, tanda bahwa batas sakral akan terlewati olehmu jika berada bersamaku. Namun, Tuhan pasti tau bagaimana perasaan-perasaan tanpa batas ini muncul diantara kita. Dia juga tidak akan berpura-pura lupa untuk alasan apa kita berdua dipertemukan, entah untuk bahagia bersama atau hanya untuk belajar bagaimana caranya memiliki dan melepaskan, ah—aku juga tidak tau mengenai rencana Tuhan yang satu itu. Hanya saja, gelas sudah terisi penuh—dan terasa sayang untuk menumpahkan airnya begitu saja.

Cinta berbeda keyakinan. Sering aku mendengar kata itu, namun tidak pernah berfikir jika itu akan terjadi padaku juga—pada kita. Terkadang, seperti ingin menyalak pada diriku sendiri, kenapa cinta malah bersentuhan denganmu? Bukan, bukan karena aku menyesal bertemu pria sepertimu, hanya saja aku menyesal pada situasi diantara kita, pada jarak dan perbedaan yang begitu besar. Ah, dan semua ini menjadi menakutkan pada akhirnya.

Aku yakin, kamu tidak akan pernah dapat melompat untukku—begitu juga aku. Pada akhirnya, untuk kesekiankali waktu mempermainkan kita kembali. Ah, Tuhan, cerita melow dramatic seperti ini aku benar-benar menderita.

Senin, 21 Januari 2013

Senja itu aku antarkan padamu

Diposting oleh Intang Kartika di 02.18 0 komentar
Senja itu aku antarkan padamu, Ri.
Seperti sebuah pertemuan pertama kita dalam cahaya mentari yang kuat
Yang membimbingku untuk jatuh cinta padamu.

Ri, di senja yang hangat ini.
Semua rindu berdecitan didepan telingaku,
Membisikan namamu.
Kiranya aku tidak pernah tau bahwa perbedaan itu akan terasa menyakitkan.
Kiranya aku baru menyadari,
Jika perbedaan bukan perkara mudah untuk kita selesaikan
berdua.

Ri, kini aku mengakui satu hal,
bahwa mencintaimu begitu membuatku lelah.
Aku lelah pada ketidakpastian masa depan,
masa depan yang mana, yang akan membawaku padamu?
Aku ragu, Ri.
Sementara perbedaan begitu kuat mendesak kita untuk saling melepaskan,
Kau tau, aku juga tau, tidak ada yang salah dari cinta.
Namun, mengapa mereka tidak pernah bisa mengerti,
bahkan sekeras apapun kita bertahan, kita tetap saja terjatuh.

Ri, saat ini katakan padaku.
Keyakinan seperti apa yang bisa aku yakini sekarang, ketika aku dan kamu,
Ketika kita tidak bisa menjadi satu kata ‘sama’ ?

Selasa, 15 Januari 2013

Adakah sedetik saja kau pernah mencintaiku?

Diposting oleh Intang Kartika di 07.43 0 komentar


Mungkin kamu tidak akan pernah faham tentang pernah sampai dimana aku memendam perasaan-perasaan aneh ini sendiri, karena jujur saja aku merasa begitu panjang waktu berlalu bersama harapan-harapan itu. Kau sendiri pasti bingung mengapa bisa ada seorang wanita sepertiku yang memegang lembut perasaannya hanya untuk menunggu kamu mengulurkan tangan hangat tanpa perlu merasa takut akan terlepas.

Ya, kamu memang ajaib. Mencintaimu membuatku tidak pernah ingin terlepas sekalipun semua itu terasa seperti melucuti satu persatu kebahagiaan dalam diriku—kau nyata membuatku menunggu, membuatku berharap pada apapun yang bisa kuharapkan—berharap pada tatapanmu yang magis, pada senyum ilusi murahan milikmu dan pada wajah semu kelabu itu. Namun, kamu tidak pernah memberi ruang untuk setitik harapan ini tumbuh disana—pada celah sempit hatimu yang telah kau isi dengan benci-benci untuk aturan sakral yang lebih penting. Kepatuhan membutakan intuisimu untuk lebih menghargai, untuk mencoba mengerti tentang bagaimana rasanya memendan cinta dari sekian jarak tanpa ada rengkuhan nyata. Namun, aku berhenti pada kata menyerah—memasrahkanmu pada angin disuatu senja yang kunamakan ikhlas dan ku eja namamu berulang ulang—tidak lain supaya kau bisa mendengarku sebelum cinta ini kubuang bersama waktu yang telah menjanjikan banyak kebahagiaan tanpamu. Pada sore itu, aku mengalah pada kenyataan.

Sekarang, aku melangkah memunguti remah-remah mimpi yang tercecer. Bukan, ini bukan mimpi tentang kita atau tentang kamu—ini mimpi tentang hidupku bersama kamu yang baru yang hatinya adalah milikku. Namun, terkadang kenangan datang saat aku mendengar namamu—lalu pertanyaan itu berkelebatan lagi dalam diriku, adakah sedetik saja kau pernah mencintaiku?
 

Intang Kartika Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei